Oleh Hermanto Uban
Inforohil.com – Haji Suyatno adalah saksi dari musim demi musim yang berubah, yang memiliki niat dan tekat untuk memancangkan tiang demi tiang hingga kelak menjadi pertanda akan keberadaannya pada suatu masa.
Dipahaminya bahwa jabatan bukanlah memiliki sejumlah kewenang saja, akan tetapi lebih dimaknainya sebagai sarana pengabdian yang menjadi sebuah keniscayaan tak bertepi, tak berbatas untuk dipersembahkan
Bermuka-muka dengannya menyadarkan kita betapa hidup yang hanya sepenggal niat dan tekat serta ketulusan yang teramat sayang jika disia-siakan.
Dengan bahasa yang sederhana ia mengajarkan kita menggumpal kegigihan, meletakkan cita-cita di patok paling jauh untuk tidak gampang mengeluh. Tujuan-tujuan besarnya dimulai dari kerja kecil yang ia upayakan dengan penuh keyulusan. Barangkali, dari keikhlasan mengabdi itulah semangat itu berasal.
Benar. Sama hal dengan yang lain, terlahir sebagai manusia memiliki bongkahan masalalu dan adalah soal membawa pulang rangkaian kenang-kenangan yang teruntai begitu panjang, mengarungi waktu, meniti buih dalam suka dan duka. Bersama beliau kita seolah berjalan bersama seorang bapak yang melindungi, abang yang mengayomi, pun sebagai teman tempat dimana saling berbagi kisah.
Pikiran-pikirannya terbuka. Terkadang memintas dari arah tak diduga. Karenanya, serasa tak lengkap runding jika beliau tak ada.
Di dunia pemerintahan tokoh ini seolah menepi dari riuh tepukan. Ia yang seperti menghindari sorot lampu. Banyak yang akhirnya berkesimpulan, bahwa disisi itulah ia secara khas dikenali. Sebagai pekerja yang tidak ‘berisik’ meski tindakan-tindakannya telah memberi warna tersendiri.
Bicara dengan beliau soal politik terasa indah, karena politik baginya adalah soal mengangkat derajat hidup orang banyak. Tujuan-tujuan yang diletakkan di kerangka kemaslahatan. Atas idealismenya itu, beliau terkenal sangat gigih dalam membelanya. Tak heran, massa yang sebarisan dengannya terkadang justru menempatkan Haji Suyatno sebagai ayah tempat mengadu, sebagai pamong yang meneduhi dan bukan sebagai politisi yang hanya muncul di masa pemilu. Dengan gaya memimpin yang sepi dari publisitas itu, beliau sepertinya paham betul membaca arah, tahu persis kapan saat yang tepat muncul di pusaran riak, dan kapan masanya untuk hanya menggerakkan arus dari bawah permukaan.
Menelusuri jejak tokoh ini, kita seolah digamit untuk ikut berkelana melintasi waktu dan banyak peristiwa. Pengalaman hidup agaknya benar-benar beraneka sehingga kita bertolak juga menuju kejadian demi kejadian tak teraba.
Kita tengah membaca tentang kisah seorang birokrat yang baru saja terpilih sebagai Bupati Rokan Hilir. Disebut-sebut sebagai salah satu tokoh yang sedemikian diharapkan –meski di depannya kini terbentang jalan panjang pengabdian tak berbatas ufuk. Simak tentang mimpi-mimpi besarnya dalam membawa negeri yang teramat dicintai itu ke era perubahan baru.
Membalik lembaran buku kita memang akan berpapasan dengan banyak kisah. banyak cerita. Sejumlah pengalaman hidup yang menorehkan hikmah untuk dipetik sebagai sebuah catatan panjang perjalanan seorang anak manusia. Kisah beliau adalah sebuah inspirasi, saksi, sekaligus sebagai sebuah cermin hingga sesiapa dapat berkaca dipantulannya.
Jangan Lupa Tinggalkan Komentar dan Share Artikel Ini. Tks