Inforohil.com, Bagan Sinembah Raya – Sudah satu tahun lebih, warga Paket H, Kepenghuluan Salak, Kecamatan Bagan Sinembah Raya (Basira) Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) tidak mendapatkan bantuan Beras Rakyat Sejahtra (Rastra).
Menurut informasi yang diterima awak media beberapa hari yang lalu, bahwa beras yang seharusnya telah di distribusikan namun diduga masih mengendap di gudang atau di simpan di kantor Kepenghuluan Salak.
Salah satu warga kurang mampu yang tidak mendapatkan Rastra itu adalah ibu Wan Rohimi. Yang untuk menghidupi kesehariannya hanya berharap pemberian dari anak-anaknya yang berjumlah 9 orang.
Dimana salah satu anaknya tinggal bersebelahan dengan rumahnya, juga tidak mendapatkan bantuan sejak kurang lebih satu tahun lamanya.
Ketika diwawancarai oleh awak media, Rohimi yang didampingi anaknya mengaku bahwa sekitar satu tahun lebih lamanya mereka tidak mendapatkan bantuan Rastra dari pemerintah.
“Sudah lama kami tidak dapat bantuan Raskin itu, kurasa sudah setahun lebih lamanya kami tidak dapat lagi. Dulu memang pernah dapat tapi sekarang gak lagi,” kata Rohimi dan diiyakan anaknya.
Anak Rohimi mengisahkan, Bahwa sebelumnya ia pernah mendatangi Kantor Kepenghuluan, yang mana pada saat itu pihak Kepenghuluan sedang membagikan Rastra tersebut kepada warga.
Rumah bu Wan Rohimi, warga kurang mampu yang tidak mendapatkan Rastra. |
Setibanya di kantor kepenghuluan, Ia merasa heran karena tidak mendapatkan bagian. Lalu ia kemudian mempertanyakan kenapa dirinya tidak kebagian, yang mana sebelumnya ia beserta ibunya (Rohimi) selalu kadapatan.
Atas pertanyaannya tersebut, pihak kepenghuluan mengatakan bahwa yang berhak mendapatkan rasta tersebut adalah warga yang memiliki kartu.
“Waktu itu lagi pembagian raskin ini, tapi saya tidak dapat. Kata orang desanya yang punya kartu yang berhak dapat. Heran juga sih kenapa pakai kartu, selama inikan enggak, dan itu kartu apa saya juga tidak tau,” ungkapnya.
Meski sudah tidak mendapatkan bantuan lagi, Rohimi dan anaknya mengaku tidak berkecil hati. Dirinya hanya berpikirian positif bahwa adalagi warga yang lebih membutuhkan dari pada dirinya.
“Memang sangat membantu bagi kami Rastra tersebut, tapi kalau yang pakai kartu yang dapat, ya sudah lah, berarti mereka lebih membutuhkan dari pada kami. Kami tidak mau ribut soal itu, kami berpikir yang lurus aja, kami tidak dapat mungkin menurut mereka kita sudah mampu, gitu aja,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Rohimi, Rastra atau Raskin yang sebelumnya ia terima dari kepenghuluan sebanyak satu karung berukuran 50 kg. Akan tetapi lanjutnya, satu karung ukuran 50 kg itu akan dibagikan untuk 3 Kepala Keluarga (KK).
“Yang terakhir kami terima satu karung ukuran 50 kg, dan itu untuk 3 keluarga. Kalau sekarang tidak tahu berapa kilo karena tidak pernah dapat lagi. Tapi pernah saya dengar ukuran 10 kg, disini ada yang dapat cuma dua orang,” tandasnya.
Terkait hal itu, Katua RT 04, Sri ketika di temui, menyampaikan bahwa dirinya tidak pernah tahu tentang pendistribusian rasta tersebut. karena ia mengaku dirinya menjabat sebagai RT baru sekitar 1 tahun lamanya.
“Saya tidak tahu pak, soalnya tidak ada pemberitahuan dari sana (Kepenghuluan), lagi pulak saya jadi RT baru 1 tahun. Dan saya juga jarang disini, kamaren saya baru pulang dari jambi,” jelasnya.
Terkait hal itu, Penghulu Salak, Abdul Karim saat ditemui di kantor kepenghuluan yang ia pimpin, namun dirinya tidak berada di kantor. “Pak penghulu lagi di luar pak,” kata Sekdes Kepenghuluan Salak, Susi Suwanti kepada awak media, Jumat (24/5).
Ketika disinggung, persoalan data warga Prasejahtera, bahwa siapa saja warga yang berhak mendapatkan baras Rastra tersebut, Sekdes mengaku tidak tahu akan hal itu, dan yang mengetahuinya adalah Kaur Kesra.
“Saya tidak tahu itu, kata Kaur Kesra kita, data-data itu di pegang oleh penghulu,” jelasnya.
Hingga berita ini diterbitkan, Datuk Penghulu Abdul Karim belum bisa ditemui untuk verifikasi informasi atas pemberitaan ini. (tim/iloeng)