Inforohil.com, Bangko Pusako _ Pemuda Peduli Bangko Permata (PPBP) memberikan bantuan donasi yang telah dikumpulkan melalui sumbangan yang di himpun dari sebagian masyarakat kepenghuluan Bangko Permata untuk diserahkan kepada Jitar Tarmizi selaku ayah dari Saidatun Nafisa.
Saidatun Nafisa merupakan anak balita yang berumur 1,6 tahun yang tinggal di simpang Batubara km 02 Kepenghuluan Bangko Permata itu mengalami kelainan anus. Sehingga saat buang air besar harus melalui kemaluan.
Berawal dari informasi yang di dapat oleh Vicky melalui Cipta, bahwa di KM02 ada keluarga yang butuh bantuan PPBP untuk melakukan penggalangan dana sebagai wujud kepedulian sesama sebagai mahluk social yang saling membutuhkan.
“Karena Berdasarkan pemaparan saudara Cipta, kami di km 02 sudah ada melakukan rapat bersama RT 023 pak Kasmadi)dan RT 022 pak Syafrudin dan di dapatlah suatu kesepakatan agar melakukan penggalangan dana” ungkapnya.
Dikatakan Vicky, berangkat dari berita tersebutlah menjadi latar belakang tergerak nya hati pemuda-pemuda yang tergabung di dalam perkumpulan Pemuda Peduli Bangko Permata untuk melakukan penggalangan Dana.
Adapun penggalangan dana tersebut di kutip oleh Beberapa orang pemuda yang terdiri dari M.Irvan Julianto S.IP (Kordinator Lapangan), Vicky Nanda Putra S.IP (Kordinator Umum), Mas Edi, Sucipta Putra, Eko (Kelomok Tani) dan Ulin dan Kasmadi.
“Disamping itu, kita juga berharap adanya kepedulian pemerintah daerah kabupaten Rokan Hilir melalui Dinas Sosial dalam menangani serta membantu hal ini. Karena Memang secara konstitusi kita, negara harus hadir atas masyarakat yang kurang mampu,” harap Vicky Selaku Kordinator umum.
Pada saat dikonfirmasi Jitar mengenai kronologis anaknya Saidatun Nafisa mengalami kelainan pada Anus dan ketahuan nya ketika berumur 2 bulan setelah kelahiran bahwa anaknyabbuang air besar tidak melalui anus melainkan melalui kemaluan nya.
Sehingga setelah itu, Jitar berinisiatif untuk membawanya ke Klinik Ibu Tuti di km 04. Setelah diperiksa maka klinik Tuti menyarankan agar segera di cek lebih lanjut ke rumah sakit karena takut jika dibiarkan akan terjadi infeksi.
“Sebelum memutuskan untuk mencari tempat berobat maka terlebih dahulu di bawa ke RS Indah Bagan batu, dan ternyata RS Indah Bagan batu menyarankan nya ke RS terdekat melalui Rujukan BPJS ke RSUD Duri, karena di RS Indah Bagan Batu kendalanya dari segi peralatan medis,” papar Jitar.
lanjut Jitar, RSUD Duri pun memutuskan bahwa mereka tidak memiliki peralatan yang lengkap serta memadai dalam penanganan operasi anus Saidatun Nafisa. Setelah itu maka disarankan lah untuk membawanya ke RS Adam Malik Medan dan langsung melakukan operasi disana.
Namun setelah operasi, Jitar mengalami kesulitan dana karena ia tidak punya pekerjaan yang tetap. Ahirnya, Jitar untuk biaya pengobatan operasi tahap I dan II ia memutuskan untuk menjual tapak rumah beserta material untuk pembuatan rumahnya agar mencukupi untuk pengobatan anak nya.
“Tanggungan BPJS hanya sebatas operasi, namun untuk biaya menginap serta dll nya adalah pribadi. Apalagi menurutnypada saat setelah operasi kedua selama kurang lebih 6 bulan dalam 2 minggu sekali wajib berobat jalan/control ke medan. Tentunya jika dikalkulasikan pastinya membutuhkan biaya yang sangat besar,” jelasnya.
Dipaparkan nya, setelah selesai operasi I dan II maka fungsi Anus sementara nya di pindahkan ke sisi kiri sebelah perut untuk pembuangan air besar. Jadi operasi yang terakhir ketiga berfungsi untuk mengembalikan ke sediakala fungsi anus nya ke tempat awal sebagaimana mestinya.
M.Irvan Selaku kordinator lapangan juga berharap agar adanya kepedulian bersama, karena tanggung jawab kita bersama untuk membantu meringankan beban Nafisa. “Jika ada di antara masyarakat yang mau memberikan bantuan baik tunai atau transfer silahkan hubungi kami atau juga bisa secara langsung ke rumah yang bersangkutan,” ungkapnya.(rilis)
Jangan Lupa Tinggalkan Komentar dan Share Artikel Ini. Tks