Inforohil.com, Pekanbaru – Persoalan pencemaran udara dan pemanasan suhu bumi yang disebabkan pembangkit listrik tenaga uap menjadi perhatian utama Greenpeace dalam misi penyelamatan lingkungan.
Oleh karena itu pemanfaatan energi terbarukan didorong agar tidak ada ketergantungan dengan sumber energi batu bara. Komitmen pemerintah pun diperlukan dalam upaya tersebut.
Bacaleg DPR RI dari Partai PDI Perjuangan, Hj Dewi Juliani SH mengatakan, bahwa tingkat ketergantungan terhadap energi fosil, seperti minyak, gas, dan batu bara semakin memperburuk pencemaran polusi udara. Hal itu bukan hanya menjadi masalah Indonesia, tetapi dunia.
“Saya di sini ingin menyuarakan bahwa kita sangat membutuhkan udara bersih. Kehadiran energi kotor dari energi fosil membuat perubahan suhu dan pencemaran udara yang berat,” ujar Dewi Juliani.
Dewi Juliani juga mengatakan, saat ini kebutuhan terhadap energi terbarukan sedang gencar dilakukan oleh sekitar 100 kota di seluruh dunia. Kota-kota tersebut telah menggunakan energi terbarukan minimal sebesar 70 persen.
Bahkan dirinya juga menjelaskan bahwa dalam upayanya untuk mengurangi polusi dan mendorong konservasi lingkungan, Dewi Juliani telah mengambil langkah-langkah konkret yang patut dicontoh.
Dirinya pun menjadi pemberantas polusi dengan berbagai inisiatif yang bertujuan untuk mewujudkan lingkungan yang bersih. Komitmen Dewi Juliani terhadap sumber energi terbarukan menjadikannya sebagai salah satu tokoh yang berperan penting dalam menciptakan masa depan yang berkelanjutan.
“Kita juga telah mengambil langkah-langkah konkret yang berdampak besar dalam menciptakan dunia yang lebih hijau untuk generasi mendatang,” tegas Dewi Juliani.
Wanita yang juga merupakan Ketua Gerakan Nelayan dan Tani Indonesia (GNTI) wilayah Provinsi Riau ini juga mengatakan, Indonesia sebenarnya memiliki potensi energi terbarukan yang besar, seperti pemanfaatan sel surya, angin, dan air. Namun, sayangnya saat ini potensi energi terbarukan masih kurang dari 10 persen.
“Sampai saat ini kita masih sangat kecanduan dengan energi kotor karena hampir lebih dari 60 persen sumber energi kita secara keseluruhan berasal dari energi batu bara,” ucapnya.
Oleh sebab itu dirinya kembali mengajak kepada semua masyarakat untuk senantiasa menciptakan lingkungan alam yang hijau didaerahnya masing-masing demi terjaganya kebutuhan oksigen. ***