Inforohil.com, Duri – Selain wilayahnya yang identik dengan penghasil minyak dan gas (migas), Mandau, sebuah kecamatan di Duri Kabupaten Bengkalis ternyata memiliki kerajinan batik yang menawan. Batik tersebut mengangkat motif migas dan nilai-nilai aspek budaya Melayu.
Kreasi tersebut dikerjakan oleh ibu-ibu anggota Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kecamatan Mandau, yang didukung pembinaan oleh PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) bersama Politeknik Negeri Bengkalis (Polbeng).
Warna dan motif tersebut sangat khas melambangkan daerah ‘Bumi Melayu’. Pada coraknya, Batik Mandau terdiri berbagai jenis, mulai dari motif pompa migas, pucuk rebung, melati, daun duri, bolu kemojo, nanas hingga lambang ‘Bermasa Bengkalis’.
Ketua Pokja 2 PKK Kecamatan Mandau, Ilfiyanti mengatakan, bahwa batik tersebut merupakan hasil karya ibu-ibu PKK yang memiliki minat dan bakat pada bidang tersebut. Menurutnya, lahirnya batik Mandau ini juga berkat dukungan dari Pemerintah Kecamatan Mandau, hingga dukungan peralatan oleh PHR lewat program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
“Motif batik Mandau ini menggambarkan daerah ini, mulai dari corak hingga warna. Utamanya kita mengangkat corak Melayu dan migas, yang memiliki nilai-nilai histori wilayah Mandau ini sendiri,” ujar Ilfiyanti, bersama Pendamping Program dari Politeknik Negeri Bengkalis, M Afridon, Kamis (6/7/2023).
Wanita yang akrab disapa Neng ini menyebut, motif-motif batik Mandau yang berwarna mencolok tersebut juga menggambarkan daerah Mandau yang heterogen, terdapat banyak suku dan budaya namun tetap rukun dan damai.
Dalam membuat kreasi Batik Mandau tersebut, para anggota Pokja PKK belajar hingga ke Yogyakarta, yang mana merupakan salah satu daerah penghasil batik ternama di Indonesia.
“Kami belajar dan terus mengupgrade ilmu, agar bisa melahirkan karya yang terbaik tentunya. Juga sejalan dengan program Presiden Jokowi agar tiap daerah memiliki batik khas. PHR dan Polbeng dalam hal ini membantu dukungan hingga dana untuk peralatan, kami juga didorong oleh Ketua PKK Mandau dalam melahirkan karya,” ujarnya.
Diakuinya bahwa batik Mandau tersebut banyak digandrungi berbagai kalangan, saat ini pangsa pasarnya di kalangan para pejabat pemerintah daerah, manajemen perusahaan, hingga masyarakat secara umum.
Saat ini, Neng menyebut bahwa produksinya belum masif dikarenakan masih dikerjakan secara manual, tentunya mereka berharap ke depan batik Mandau dapat menjangkau pasar yang lebih luas. Selain itu, para penggerak PKK ini juga memiliki kerajinan lain pada bidang quilting atau kerajinan perca yang dijahit dengan teknik tusuk tindas yang ikonik.
Pada 12-13 Juli 2023 mendatang, batik Mandau bersama UMKM Desa Wisata, Tambul Lomak, Rumah Jahit Lestari akan meramaikan agenda Pra Forum Kapasitas Nasional (Forkapnas) III yang diselenggarakan di Batam, Kepulauan Riau. Di sana, para UMKM binaan PHR akan buka stand, membuat display hingga memperkenalkan produk mereka.
Corporate Secretary PHR WK Rokan Rudi Ariffianto turut bangga atas hasil kreasi yang digagas ibu-ibu PKK tersebut. Batik Mandau diharapkan menjadi ikon daerah dan membawa kebanggaan bagi masyarakat setempat.
“Selain berfokus pada operasi yang unggul dan selamat, tentunya PHR juga menaruh perhatian serius terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat. Dalam hal ini kami berupaya memberikan dukungan terbaik bagi daerah melalui kreasi Batik Mandau. Diharapkan ini akan jadi ikon dan memperkenalkan keanekaragaman suku dan budaya, hingga operasi Migas yang dituangkan dalam corak batik tersebut,” ujarnya.
Selain pemberdayaan ekonomi yang menekankan aspek gender tersebut, PHR juga turut merealisasikan berbagai program TJSL di Kabupaten Bengkalis, seperti pencegahan stunting, bank sampah, pertanian dan peternakan, konservasi gajah dan agroforestri, sektor pariwisata Rupat, UMKM hingga peningkatan kapasitas masyarakat dalam dunia kerja.
Secara umum, program-program sosial PHR secara rutin diimplementasikan melalui TJSL yang mencakup bidang lingkungan hidup, pemberdayaan ekonomi masyarakat, pendidikan, kesehatan, dan bantuan pasca bencana.
Berawal dengan 10 program di tahun 2021, kini PHR dalam setahun telah melaksanakan 30 program TJSL yang dilaksanakan oleh berbagai mitra pelaksana yang jumlahnya juga meningkat dari 10 ke 21 mitra.
Dari segi dampak ke masyarakat, terdapat peningkatan 4 kali lipat jumlah penerima manfaat, dari 5.000 menjadi 21.000 orang penerima manfaat di Provinsi Riau, termasuk di wilayah Kabupaten Bengkalis untuk seluruh program CSR di bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan dan lingkungan tersebut. Seluruh program itu tercakup ke dalam 12 dari 17 target atau goals dalam Sustainable Development Goals (SDGs). (Rilis)