Inforohil.com, Bagansiapiapi – PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Wilayah Kerja (WK) Rokan berkomitmen dalam pengembangan ekonomi masyarakat lewat sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di wilayah sekitar operasi. Melalui sejumlah program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), PHR mendorong peningkatan kapasitas UMKM yang berkualitas berdaya saing.
“Program pengembangan UMKM PHR merupakan bagian dari pemberdayaan masyarakat, di mana intervensi yang dilakukan mulai dari hulu ke hilir,” kata Senior Analyst Social Performance CSR PHR WK Rokan Winda Damelia
Hal tersebut disampaikan Winda dalam Talkshow Kewirausahaan Mahasiswa UMRI Expo 2024 pada Rabu (31/7/2024). Winda menambahkan, intervensi yang dilakukan berupa identifikasi potensi, pemberian bantuan peralatan dan penguatan kelembagaan. Selain itu, juga dilakukan peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam bentuk pendampingan.
“Begitu pula dalam hal pemasaran, perizinan hingga kemasan produk (packaging). Monitoring evaluasi dan pengukuran dampak dilaksanakan dalam bentuk kolaborasi pentahelix,” tuturnya.
Program pembinaan UMKM cukup komprehensif mulai dari pengenalan hingga menjadi UMKM yang Go Global. PHR membina 70 UMKM dengan 280 penerima manfaat tidak langsung melalui berbagai kegiatan pelatihan, pameran, promosi dan pendampingan sertifikasi.
“Sebanyak 75 persen penerima manfaat adalah perempuan serta melibatkan kelompok disabilitas. Pembinaan terus ditingkatkan sebagai upaya mendorong UMKM naik kelas sehingga mampu bersaing untuk pasar yang lebih luas,” kata Winda.
Pada kegiatan tersebut perwakilan UMKM binaan PHR yang hadir adalah Wajan Oma Ayira, Tipoek, Rumah Batik Serunai dan Kampung Sagu, di mana produk yang dijajakan seperti aneka makanan ringan (snack), kue-kue basah dan batik khas Melayu Riau.
Sejumlah UMKM binaan PHR yang telah berjalan turut andil dalam peningkatan perekonomian masyarakat, salah satunya UMKM Tambul Lomak. UMKM ini merupakan gabungan dari 16 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Riau di bawah pendampingan Dinas Pendidikan dan Dinas Perdagangan dan Industri Riau. UMKM ini menghadirkan produk-produk makanan unggulan dengan omset Rp 3 juta hingga Rp 9 juta setiap kali dilibatkan dalam pameran.
Kemudian UMKM Pujasera Bangko Jaya yang memberdayakan kreatifitas pemuda tempatan menyulap lahan kosong menjadi sentra UMKM. Bermitra dengan Desa Bangko Jaya dan Politeknik Bengkalis, UMKM ini bukukan omset hingga Rp 20 juta per bulan dengan rata-rata kunjungan 50 hingga 200 orang per malam.
Ada pula UMKM PKK Mandau yang melahirkan produk batik unggulan bermotif pompa angguk sebagai ciri khasnya. Memiliki omset rata-rata Rp 25 hingga Rp 30 juta per bulan. Kerap mengikuti pameran tingkat nasional dan produknya menjadi suvenir perusahaan.
PHR turut mengembangkan UMKM di Desa Wisata Kampung Patin, Kampar. UMKM ini memiliki omset Rp 60 hingga Rp 80 juta per bulan untuk kategori pembelian produk dan kunjungan wisata.
Sementara UMKM Ponpes Ibnu Almubarok berawal dari pendampingan program Bank Sampah. Namun program Bank Sampah pondok pesantren ini terus maju dan berkembang hingga mampu membina pengrajin dari masyarakat tempatan di Kelurahan Agrowisawata, Kecamatan Rumbai Barat, Pekanbaru. Penghasilan rata-rata mencapai Rp 60 juta per bulan.
Kegiatan Kewirausahaan Mahasiswa UMRI (KMU) Expo mengusung tema ‘Inovasi dan Kreativitas dalam Kewirausahaan Membangun Bisnis Berkelanjutan’ digelar oleh Tim Pengembangan Prestasi Mahasiswa (TPPM) UMRI.
Kegiatan dilaksanakan di halaman Kampus Utama UMRI Jalan Tuanku Tambusai selama tiga hari sejak Rabu (31/7/2024/) hingga Jumat (2/8/2024). Menampilkan Pameran Wirausaha Mahasiswa, berbagai produk dan jasa hasil karya mahasiswa UMRI maupun di luar UMRI, serta Talkshow Kewirausahaan Kegiatan yang menghadirkan narasumber dan pakar kewirausahaan untuk menambah pengetahuan atau wawasan dan motivasi berwirausaha. (Rilis)