Opini : Oleh, Susardi
Mahasiswa Pedagogi Sekolah Paska Sarjana UNILAK
Pendidikan abad ke-21 menuntut siswa untuk memiliki berbagai keterampilan, termasuk pola pikir kritis. Pola pikir kritis ini penting untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah, membuat keputusan, dan beradaptasi dengan perubahan.
Penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariasi menyebabkan Kurangnya berpikir kritis dan keaktifan dari hasil belajar siswa, sehingga diperlukan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif, Yang dimana siswa memecahkan tugas dan menghasilkan produk sebagai hasilnya, kegiatan pembelajaran berbasis proyek meliputi observasi, menanya, definisi masalah dan pemecahan masalah.
Guru yang berperan sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu menerapkan model pembelajaran yang berbeda-beda. Penggunaan model pembelajaran yang berbeda mendorong siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Tidak hanya aktif, proses pembelajaran juga menuntut siswa memiliki pola pikir yang kritis untuk menciptakan hasil belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
Berpikir kritis adalah keterampilan yang memungkinkan siswa menyelidiki suatu masalah secara sistematis, menghadapi hambatan secara sistematis, merumuskan pertanyaan baru dan merancang solusi yang tepat terhadap masalah yang mereka hadapi. Perihal tersebut dapat dicapai dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat, salah satunya adalah model Project Based Learning (PjBL).
Project Based Learning (PjBL) adalah pembelajaran yang melibatkan siswa berpartisipasi langsung dalam penyusunan suatu proyek tertentu. Project Based Learning (PjBL) merupakan teknik yag menawarkan inovasi dalam seni mengajar. Dalam model pembelajaran ini, guru berperan sebagai fasilitator dan motivator, sedangkan siswa aktif bertanya tentang teori selama proses pembelajaran.
Model pembelajaran berbasis proyek merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Peran guru dalam Project Based Learning (PjBL) inilah salah satu perbedaan pembelajaran tradisional dengan pembelajaran konstruktivis. Dalam pembelajaran tradisional, peran guru hanya berbagi informasi kepada siswa, sedangkan dalam pembelajaran konstruktivis, guru biasanya mengontrol interaksi dan menjadi mediator lingkungan dengan siswa.
Project Based Learning (PjBL) memiliki kelebihan, antara lain:
- Rangkaian kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa karena dalam setiap kegiatannya terdapat pengalaman mulai dari perencanaan hingga mempublikasikan hasil karnya proyek. Sehingga bagi siswa dapat mewujudkan pikiran yang kritis dan kreatif dalam mencari berbagai informasi serta meningkatkan pola pikir dalam menyelesaikan masalah.
- Mengubah cara berpikir siswa dari cara berpikir yang sempit menjadi cara berpikir yang luas dan komprehensif dalam menghadapi dan memecahkan masalah.
- Siswa mengetahui bagaimana menerapkan sikap, pengetahuan dan keterampilan yang sudah diperolehnya dalam kehidupan sehari-hari.
- Materi pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari kehidupan nyata, dimana perkembangan kreativitas dan pengalaman yang tidak dapat dipisahkan antara teori dan praktek.
- Dibandingkan dengan model pembelajaran ceramah, model Project Based Learning (PjBL) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa.
- Meningkat nya cara berpikir yang berdaya akan menciptakan peningkatan hasil belajar siswa yang lebih baik.
Kurangnya perhatian guru terhadap kemampuan berpikir siswa dan metode pengajaran yang monoton menyebabkan kurangnya motivasi belajar siswa. Metode pembelajaran tradisional seperti menghafal dan menulis membuat siswa tidak nyaman sehingga menurunkan hasil belajar. Salah satu bentuk inovasi dalam pendidikan adalah metode pengajaran yang digunakan. Project Based Learning (PjBL) merupakan metode yang dikembangkan berdasarkan metode yang berpusat pada siswa. Project Based Learning menuntut siswa untuk menyelesaikan suatu proyek atau masalah berdasarkan pemikiran dan idenya. Dengan cara ini siswa dapat lebih aktif mencari informasi sendiri atau berkelompok.
Meskipun PJBL memiliki banyak manfaat, implementasinya dalam pembelajaran membutuhkan perencanaan dan persiapan yang matang dari guru. Guru perlu merancang proyek yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa, menyediakan sumber belajar yang memadai, dan memfasilitasi proses belajar dengan baik.
Dalam pelaksanaannya siswa diberikan waktu yang cukup untuk berkreasi sehingga dapat membuat dan merancang proyek sesuai dengan pernyataan yang telah ditetapkan. Project Based Learning (PjBL) ini cocok untuk meningkatkan pemikiran siswa dan mengembangkan siswa. Dalam model pembelajaran ini keterampilan siswa dilatih ketika perencanaan proyek memerlukan pemikiran multifaset, pelaksanaan rencana dibatasi waktu tertentu, dan kerjasama anggota kelompok benar-benar melatih keterampilan setiap siswa. Kemampuan siswa yang terdidik juga merupakan kemampuan untuk bertanggung jawab, karena dalam model pembelajaran proyek, siswa harus bertanggung jawab atas pekerjaan yang dilakukan, mempresentasikan dan mempublikasikannya kepada teman dan guru di jurusan. Kemampuan berpikir dengan bantuan model berkaitan dengan pengembangan keterampilan berpikir, artinya siswa mengetahui cara menghasilkan ide dan memecahkan masalah. Selain itu, siswa dapat memunculkan ide, pernyataan, dan jawaban yang beragam serta dapat menciptakan ekspresi baru.
Secara keseluruhan, implementasi PJBL merupakan strategi yang efektif untuk meningkatkan pola pikir kritis siswa. Dengan menerapkan PJBL secara tepat, guru dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis yang mereka butuhkan untuk sukses di masa depan.