Inforohil.com, Pekanbaru – Sejalan dengan mulai munculnya kabut asap yang disebabkan oleh maraknya aksi pembukaan lahan dengan cara membakar, untuk itu diharapkan kepada semua pihak untuk sama-sama ikut memerangi aksi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).
Hal tersebut seperti diungkapkan oleh Ketua Gerakan Nelayan dan Tani Indonesia (GNTI) wilayah Provinsi Riau, Hj Dewi Juliani SH.
Dengan gamblang, bahkan Dewi Juliani siap untuk menjadi simbol keberanian dan tetap berkomitmen menjaga udara Riau untuk bersih.
“Secara pribadi, saya menyatakan untuk memerangi kabut asap dengan mengedukasi tentang dampaknya pada kesehatan dan ekosistem serta mendorong kesadaran lingkungan. Dia menjadi simbol keberanian dan komitmen untuk menjaga udara Riau tetap bersih,” ujarnya.
Dewi Juliani yang juga merupakan Bacaleg DPR RI dari Partai PDI Perjuangan ini selalu terlihat serius tatkala membahas tantangan apa yang dihadapi oleh Riau, khususnya masalah kabut asap dan bagaimana mengatasi krisis lingkungan ini.
“Saya juga akan selalu berusaha mengambil langkah tegas untuk melawan kabut asap demi menciptakan masa depan yang lebih bersih dan sehat bagi Riau,” terangnya.
Wanita tinggi semampai ini juga menekankan urgensi kesadaran akan dampak negatif kabut asap terhadap kesehatan masyarakat dan ekosistem di Riau.
“Dalam upayanya, kita menyoroti tentang pentingnya kesadaran lingkungan dan bagaimana masyarakat dapat bersatu untuk melawan kabut asap di Riau,” ungkapnya.
Oleh karena itu dirinya kembali menghimbau kepada segenap warga masyarakat Provinsi Riau untuk tidak lagi melakukan pembersihan lahan dengan cara membakar.
“Mulai sekarang marilah sama-sama kita terapkan pembersihan lahan dengan tidak membakar, sebab masih banyak cara-cara lain,” himbau Dewi Juliani.
Dan khusus untuk lahan pertanian, lanjutnya lagi alangkah lebih bagusnya lagi jika rerumputan dibabat dan dikelola dengan baik
“Artinya, rerumputan serta daun-daunan itu jika diolah secara matang tentunya akan membawa dampak positif, misalnya diubah menjadi pupuk kompos dan organik. Hal ini tentu juga akan mengurangi penggunaan pupuk kimia terhadap tanaman kita,” tegas Dewi Juliani. ****