Inforohil.com, Bagansiapiapi – Keluarga atau keturunan Leutnan Oi Hi Tam menggelar peringatan 100 tahun wafatnya Leutnan Oi Hi Tam 1922-2022, Senin (21/3/2022).
Peringatan yang dilaksanakan di makam Oei Hi Tam, Jalan Pahlawan, Gang Putra tersebut secara langsung dihadiri Bupati Rohil Afrizal Sintong, Kajari Rohil Yuliarni Appy, anggota DPRD Rohil Jaskori, para kepala OPD, Ketua multi marga tionghoa Rendi Gunawan, para keturunan dan keluarga Letnan Oei Hi Tam dan berbagai unsur lainnya.
Siswaja Mulajdi selaku ketua panitia pelaksana dalam laporannya mengatakan, oei hi tam adalah seorang kapiten pertama di Bagansiapiapi.
“Perayaan seperti ini sudah sangat wajar dilakukan sebagai bentuk terima kasih atas jasa dan pengabdian nya saat itu,” katanya.
Adapun beberapa jasa oei hi tam lanjutnya, diantaranya, di bidang pendidikan yang memprakarsai pendirian pendidikan dan bank dimana bank. Dimana, BRI nomor 2 di Indonesia ada di Bagansiapiapi.
“Dibidang sosial juga bekerjasama dengan perwakilan pemerintah Belanda saat itu membuat klinik yang saat ini RSUD RM Pratomo dan masih kita nikmati. Karena jasa beliau lah banyak kita rasakan saat ini, sehingga peringatan ini mengingatkan kita bahwa dulu ada seorang kapitan sangat berjasa di Bagansiapiapi,” jelasnya.
Dengan momen ini sebutnya, juga sebagai pernyataan kepada Pemda agar mencari data maupun fakta tentang sejarah yang telah disampaikan, jika keberadaan dan sejarah itu benar, maka sudah selayak nya Pemda memberikan penghargaan kepada beliau dan keluarga maupun keturunannya.
Dalam peringatan ini tambah Siswaja, juga dilaksanakan bakti sosial pengobatan gratis, vaksinasi serta donor darah. Disamping itu katanya, juga ada 70 paket bantuan sosial kepada masyarakat sekitar, ritual dan doa bersama para keluarga.
Kartono huang yang merupakan salah satu keturunan oei hi tam dalam kesempatan itu juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada Bupati Rohil dan segenap unsur yang telah hadir dalam peringatan 100 tahun wafatnya Kapiten Oei Hi Tam.
Sementara itu, Bupati Rohil Afrizal Sintong dalam sambutannya mengatakan, pemerintah daerah sangat mendukung kegiatan mengenang sejarah 100 Tahun wafatnya Leutenan Oi Hi Tam yang banyak berkontribusi untuk pembangunan Bagansiapiapi.
“Mungkin banyak diantara kita yang belum tahu tentang sejarahnya dan pembangunan yang ia lakukan pada masa itu. Diantaranya mendirikan sekolah, rumah sakit, bank dan lainnya,” katanya.
Selaku Pemerintah Daerah sebutnya, tentunya menyambut baik kegiatan tersebut karena memiliki nilai positif bahwa salah satu warga Tionghoa ratusan tahun lalu sudah berkontribusi turut membangun daerah ini.
Tentunya tambah Bupati, ini sangat patut di contoh dan diikuti jejaknya oleh generasi penerus saat ini. Salah satunya lagi, ada warga Tionghoa dari Rohil yang sudah sukses di Jakarta, dan mereka bersama-sama siap membangun jembatan Sinaboi dengan anggaran 26 Milyar.
“Inilah yang kami harapkan, kita sama-sama membangun daerah yang kita cintai ini. Kita doakan Semoga arwah Kapiten Oi Hi Tam ditempatkan ditempat yang layak dan semakin banyak lagi muncul Kapiten Oei Hi Tam lainnya di Rohil ini,” paparnya.
Ketua Bagansiapiapi tempoe doeloe Rio Almusata yang secara aktif menggali sejarah di Bagansiapiapi pada acara itu membacakan riwayat hidup Leutenan Oei Hi Tam.
Dimana, Leutenan oei hi tam lahir di Bengkalis tahun 1876 terlahir dengan nama Oei koen Poey merupakan anak dari Mayor Bengkalis bernama oei leong Tan. pada tahun 1871 Oei Leong Tan menjabat sebagai kapitan Bengkalis.
Pada saat kedatangan oei liong Tan ke Bagansiapiapi karena undangan Sultan Siak Sultan Syarif Hasim untuk membangun sebuah kota untuk menyaingi Deli yang semakin maju.
kemudian oei leong Tan membangun sejumlah ruko dan menjadikan Bagansiapiapi sebagai pusat ekonomi dari kesultanan Siak. Hal itulah membuat para perantau dari daratan pujian dan penduduk daerah sekitar datang ke Bagansiapiapi untuk berdagang dan pada akhirnya Bagansiapiapi menjadi pelabuhan yang dikenal oleh dunia.
Oei hi tam menamatkan sekolahnya di Singapura. Pada era itu bisnis garam ayahnya dipegang oleh sepupunya bernama oei boen tian (Wee Bon Teng). setelah oei boen tian menjadi kapitan di Selat panjang, oei hi tam menggantikan posisi dari sepupunya tersebut dan menjalankan usaha garam milik keluarganya, di bawah kendalinya perikanan semakin maju dan berkembang (dikutip dari omvang en beteekhuis van visschery industri).
tahun 1905, oei hi tam meninggalkan Bagansiapiapi untuk pulang ke Bengkalis karena ayahnya sudah berumur dan tidak sanggup untuk memegang jabatan mayor di Bengkalis.
Berselang 3 tahun tepatnya 1908 oei hi tam kembali ke Bagansiapiapi dan memberikan mandat kepada adiknya bernama oei chim yan untuk meneruskan jabatan Mayor Tionghoa di Bengkalis.
Disinilah oei koen poey menggantikan namanya menjadi oei hi tam karena tekanan bisnis agar Belanda mengira dia bukanlah oei koen poey anak oei leong tan.
Oei hi tam kembali mendominasi bisnis garam di Bagansiapiapi karena 3 tahun meninggalkan Bagansiapiapi, bisnis garam telah dikuasai oleh Tionghoa asal Medan.
3 tahun berselang tepatnya tahun 1911 oei hi tam diangkat menjadi kapitan titular Bagansiapiapi. mengapa disebut dengan titular karena dia bukanlah dari pegawai negeri, jabatan tersebut diberikan karena dianggap mampu untuk memimpin kota ini yang menggantikan ang kun ju.
semenjak oei hi tam memimpin, perubahan besar dilakukan di kota Bagansiapiapi dia mendirikan sekolah bernama Kim tjun di yang pada awalnya terletak di sungai garam dan akhirnya pindah ke Wahidin sekarang, bersama dokter Sutomo mendirikan rumah sakit, bersama BJ haga mendirikan bank membangun panti sosial di jalan Batu hampar sekarang juga merehap kelenteng in hock king pada tahun 1920.
Selain bisnis garam dia juga memiliki bisnis yang lainnya seperti kapal uap we brothers, melayani rute ke Bagansiapiapi Bengkalis dan Singapura serta karet, oleh sebab itulah waterleiding dibangun diatas tanah miliknya di jalan siak.
Pada tahun 1920, istananya terbakar hebat hingga mengalami kerugian 4 juta Gulden, kemudian dia pindah ke rumah yang sering disebut tua chu atau rumah besar rumah tersebut masih bisa kita lihat sekarang ini di belakang hotel lion
Kemudian bisnis garam nya diambil alih oleh Belanda karena adanya peraturan garam dikelola oleh negara, oei hi tam wafat pada tahun 1922 usia 46 tahun meninggalkan seorang istri dan 8 orang anak. Setelah kematiannya tahun 1934 usaha hitam dinyatakan pailit oleh pemerintah Hindia Belanda.