Inforohil.com, Panipahan – Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Kecamatan Pasir Limau Kapas (Palika) menggelar Nobar (Nonton Bareng) Film G30S PKI, Sabtu (02/10/2021) sekira pukul 20.00 wib malam lalu.
Nobar itu dilaksanakan di Sentral Cafe Jln Bakti Kepenghuluan Panipahan Kecamatan Palika Kabupaten Rokan Hilir, tepatnya di sebelah cafe Angin Laut (LOMBOK).
Kegiatan itu juga berkat kerjasama dengan organisasi kepemudaan lain diantaranya Ikatan Pemuda Pasar Lurus (IP Palu), Pemuda Pancasila dan Karang Taruna Panipahan Darat, dimana pada malam itu juga turut dihadiri perwakilan Polsek Panipahan.
Ketua PC Pemuda Muhammadiyah Palika, Fauzi Akmal SH dalam keterangan tertulisnya kepada inforohil.com, Senin (04/10/2021) mengatakan bahwa kegiatan Nobar itu diselenggarakan untuk mengenang jasa-jasa pahlawan revolusi dan membangkitkan Ghiroh Nasionalisme pada para generasi muda.
“Kita para pemuda kaum milenial wajib tau dong tentang sejarah dan pentingnya mèngetahui bahayanya paham komunis,” kata Fauzi.
Hal itu senada apa yang menjadi ungkapan sang Proklamator, Bung Karno yang juga Presiden Republik Indonesia pertama yang mengatakan ‘Jangan sekali-kali melupakan sejarah atau Jasmerah’.
“Selain itu juga tidak kalah pentingnya dalam acara ini, kita membuka ruàng Diskusi yang konteksnya tidak terlepas dari substansi sejarah tersebut,” kata Fauzi kembali.
Sehingga, lanjut Fauzi acara diskusi tersebut bisa memberikan pencerahan dan mengedukasi bagi generasi muda. Fauzi berpesan peristiwa sejarah ini penting untuk diingat, dipahami dan diambil pelajarannya agar generasi muda tidak lupa akan sejarah.
Senada, sekretaris Pemuda Muhammadiyah Palika, Herman menambahkan bahwa terlepas dari isu di luar sana kita tidak ada menyinggung siapapun dan tokoh siapapun.
“Kegiatan ini bertujuan hanya untuk mengenang jasa-jasa pahlawan kita dan sebagai ajang silaturahmi bagi kami generasi muda sehingga dari kegiatan ini akan tumbuh semangat cinta tanah air,” ujarnya.
Pèmuda Muhammadiyah mengingatkan juga kepada generasi muda jangan mudah percaya dan terprovokasi sehingga termakan isu Hoak atau berita bohong.
“Dalam konteks ini pemuda harus jeli dan profesional untuk menyikapi sesuatu,” tandasnya. (iloeng**)