Usai acara, peserta dan tim support system dan Development MCB Fortex Token, Ahad (01/03). |
Inforohil.com, Bagan Batu – Guna mengedukasi masyarakat untuk mengenal lebih jauh Cryptocureency, Fortex Token menggelar edukasi tentang Cryptocureency yang dilaksanakan di gedung Aula Hotel Bintang Mulia Bagan Batu, Kecamatan Bagan Sinembah, Kabupaten Rokan Hilir, Ahad (1/3/2020) siang kemarin.
Salah satu pembicara, Dobby Dlega Putra yang merupakan Team Support Sistem Money Capital Back (MCB) Fortex Token memaparkan apa itu Cryptocureency.
Salah satu pembicara edukasi Cryptocureency, Dobby Dlega Putra saat memaparkan Cryptocureency kepada hadirin. |
Secara garis besar, Cryptocureency adalah teknologi mata uang digital yang pada awalnya salah satunya adalah Bitcoin yang diperkenalkan pada tahun 2009 lalu.
Dalam paparannya, Dobby Dlega Putra juga mengungkap bahwa pemerintah Indonesia juga sangat memberikan perhatian lebih terhadap perubahan era (industri 4.0) terutama diera digital dan financial teknologi agar masyarakat Indonesia mampu bersaing dengan masyarakat dunia.
“Pada Era Digital ini, setiap orang yang mau mengikuti trend serta terus berinovasi terhadap kebutuhan informasi dan kemudahan system kerja maka mereka lah yang akan mendapatkan peluang besar,” paparnya.
Salah satu teknologi finacial itu adalah Cryptocureency yang nilainya terus mengalani kenaikan.
Beberapa diantaranya yang membuat nilai Cryptocureency terus meningkat adalah ketersediaan yang terbatas dan tidak bertambah. Dobby mencontohkan di dunia nyata aset yang jumlahnya terbatas seperti emas, tanah, dan lain sebagainya, nilainya tentu terus meningkat.
Para peserta yang hadir tampak antusias mendengarkan paparan Narasumber. |
“Kalau kita beli tanah sekarang, besok kita jual pasti harganya lebih mahal, karena apa, ya karena ketersediaanya terbatas. Begitu juga dengan Cryptocureency,” ujarnya.
Selain ketersediaan yang terbatas diantaranya program ekosistem yang terus berkembang, teknologi yang terus meningkat, aman, kemudahan bertransaksi, biaya transaksi rendah, proses transaksi cepat dan menggunakan teknologi Blockchain.
Pada kesempatan itu Dobly juga memaparkan apa itu Blockchain. Blockchain adalah sistem pencatatan transaksi yang tersebar luas di banyak computer, yang masing-masing memuat catatan yang identical dengan catatan transaksi yang ter-desentralisasi.
“Artinya, setiap transaksi mempunyai basis data yang terus berkembang, yang terhubung dan diamankan menggunakan teknik Kriptografi. Semua pengguna bisa melihat saldi dan transaksi di dalam sistem Blockchain tersebut,” tuturnya.
Blockchain sendiri merupakan sebuah buku besar yang terdistribusi secara terbuka (distributed ledger) yang mencatat
transaksi antara dua pihak secara efisien dan dengan cara yang dapat diverifikasi dan permanen.
Mudah, Cepat, Murah dan Aman, dengan blockchain transaksi kapanpun dan di manapun tanpa ada batasan jarak, waktu dan ruang, dengan biaya transaksi lebih murah, serta aman dikarenakan menggunakan teknis enskripsi berantai.
Di Indonesia sendiri, regulasi yang mengatur tentang Cryptocureency adalah peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 99 Tahun 2018.
Pasal 1 berbunyi “Aset Kripto (Crypto Asset) ditetapkan sebagai komoditi yang dapat dijadikan Kontrak Berjangka yang diperdagangkan di Bursa Berjangka”.
Pasal selanjutnya menunjuk Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) dalam hal pembinaan, pengawasan dan pengembangannya. Peraturan ini berlaku
sejak tanggal di undangkan yaitu 2 Oktober 2018.
Selain Bitcoin, tercatat lebih dari 2000an platform Cryptocureency yang beredar. Di Indonesia sendiri salah satunya Fortex Token dan Fortex Gold.
Dobby yang pada kesempatan itu juga memaparkan mengenai Fortex yang saat ini masih bernilai 1 koin sama dengan 1 US Dollar.
Sementara itu, Owner MCB Development Fortex Token, Alvin usai acara kepada wartawan menyampaikan bahwa Fortex Token diciptakan sejak 29 November 2019 lalu.
Owner Development MCB Fortex Token, Alvin saat menyampaikan kata sambutan. |
Developer Blockchain Fortex token hanya menciptakan mata uang digital sebanyak 1.750.000 koin saja, namun saat dilaunchingkan, baru 150 ribu koin dan targetnya ditahun 2020 ini, hanya akan dikeluarkan sebanyak 500 ribu koin.
“Tidak semuanya dikeluarkan, secara bertahap, dan target kita setelah 1 token bernilai 100 USD, baru kita keluarkan lagi secara bertahap,” kata Alvin.
Pada bulan Maret ini, lanjut Alvin, pihaknya menargetkan 1 token Fortex memiliki nilai harga 10 USD.
“Kalau kita keluarkan semua dari target yang kita batasi sebanyak 1.750.000 koin, nilai per token tentunya tidak bisa meningkat signifikan, kita mau Fortex ini berkepanjangan. Diluaran sana, Cryptocureency jenis lain, banyak yang tidak bernilai, ya karena itu, dikeluarkan semua. Kalau saya ingin cari keuntungan pribadi, mungkin bisa saya terapkan seperti itu, kita lepas semuanya di market ICO (Initial Coin Offerings), ya untung ke saya,” ungkapnya panjang lebar.
Selain Fortex Token juga ada Fortex Gold, yang mana 1 koin fortex Gold bernilai dengan 1 gram emas. Alvin menyebutkan untuk Fortex Gold lebih condong investasi terhadap ibu-ibu rumah tangga namun Fortex token lebih disarankan.
Dia juga menyebutkan bahwa Fortex token adalah mata uang virtual yang mana Blockchainnya menggunakan erc20 milik Etherem.
Pantauan dalam acara, ada 3 orang warga Bagan Batu yang memiliki token (koin) terbanyak yang pada saat itu diperkenalkan di depan hadirin, diantaranya ialah, Ibu Hj Endang Setiawati, Johan Nasution dan Syaiful Anwar.
Syaiful Anwar yang pada kesempatan itu mengaku bahwa sejak 3 tahun terakhir berkecimpung didunia Cryptocureency yang berasal dari luar negeri. Alhamdulillah, sudah mendapatkan hasilnya.
Para member Development MCB Fortex Token, diantaranya Syaiful Anwar. |
“Mudah-mudahan di Fortex Token ini, bisa lebih maju lagi dalam memainkan Cryptocureency,” pungkasnya.
Pada kesempatan itu, selain Dobby Dlega Putra, sebagai pembicara juga diisi oleh Cuncun Wahyudi selaku presiden support system MCB dan turut hadir Sutiyo selaku promotor MCB Riau. (iloeng)
Jangan Lupa Tinggalkan Komentar dan Share Artikel Ini. Tks