Inforohil.com, Bagansiapiapi – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) yang ke 17, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rohil menggelar upacara pagi, Selasa (4/10) dihalaman kantor bupati lama jalan Merdeka.
Upacara yang dipimpin langsung oleh Bupati Rohil H Suyatno AMp berlangsung Khidmat. Adapun tema HUT Rohil tahun ini adalah ‘Kita Tingkatkan Kualitas Kerja Untuk Memantapkan Hasil Pembangunan Guna Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat, Meningkatkan Daya Saing dan Kemandirian Daerah’.
Turut hadir, Wakil Bupati Drs Jamiluddin, Sekda Provinsi Riau Ahmad Hizazi, Wako Pekanbaru Ayat Cahyadi, Anggota DPRD Rohil, seluruh kepala dinas, Makodim 0321 Rohil B Sukisworo, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan undangan lainnya.
Dalam pidatonya, Suyatno memaparkan sejarah panjang mulai rencana, persiapan hingga terbentuknya Kabupaten Rohil. Untuk itu dia mengucapkan terimakasih kepada pejuang dan tokoh laiinya yang turut berjuang memekarkan Kabupaten Rohil dari Kabupaten induk Bengkalis pada tahun 1999. Sehingga tepat pada 04 Oktober 2016 Kabupaten Negri Seribu Kubah itu berusia 17 tahun.
Adapu kisah awal berdirinya Rohil mengalami lika-liku yang sangat panjang. Memakan waktu, tenaga yang luar biasa. Untuk itu, hal ini perlu diapresiasi dan dibanggakan karena sekarang Rokan Hilir menjadi tempat berpijak saat ini.
Lanjut Suyatno, sejarah singkat perjuangan itu diawali pada tahun 1956 setelah duduknya Husin Rambah (Alm) sebagai Anggota DPRD Gotong Royong Daerah Swatantra Tingkat II Kabupaten Bengkalis Hasil Pemilu 1955. Husin Rambah pada waktu itu adalah penghulu Bagan Punak bekerjasama dengan para penghulu se Kewedanan Bagansiapiapi dengan menyusun kertas kerja.
Dalam pengumpulan data untuk menyusun kertas kerja tersebut, Husin Rambah menelusuri sungai Rokan menuju Pujud mempergunakan perahu dayung bersama Imam Doam sebagai pendayung. Mereka singgah dikampung-kampung sepanjang sungai Rokan dan selanjutnya meneruskan perjalanan ke Sinaboi, Raja Bejamu, sungai Bakau, Kubu, Panipaha hingga ke Pulau Halang.
“Setelah melakukan perjalanan yang memakan waktu Hampir 2,5 bulan, maka tersusunlah kertas kerjanya,” ungkap bupati.
Adapun isi kertas kerja tersebut adalah menuntut agar kewedanan Bagansiapiapi dijadikan enam kecamatan yakni, Kecamatan Kubu dipecah menjadi dua (Kubu dan Panipahan), Kecamatan Tanah Putih dipecah menjadi dua (Tanah Putih dan Pujud) Kecamatan Bangko dipecah menjadi dua (Bangko dan Sinaboi) serta menuntut agar kewedanan Bagansiapiapi ditetapkan sebagai Kabupaten Daerah Swantantra Tingkat II Bagansiapiapi dan terpisah dari Kabupaten Swantantra Tingkat II Bengkalis.
Kertas kerja itulah yang disampaikan kepada Bupati Kabupaten Swantantra Tingkat II Bengkalis yang saat itu dipimpin Muhammad Syafei dan disampaikan juga ke Gubernur Daerah Swantantra Tingkat 1 Sumatra Tengah di Padang yang dijabat oleh ruslan Mulyo Harjo oleh lima orang utusan.
Kelima orang utusan itu, Husin Rambah Sebagai Anggota DPRD Gotong Royong Daerah Swantantra tingkat II Kabupaten Bengkalis, Penghulu Budin Penghulu Bagan Kota, Penghulu Maamun mewakili Bangko, Penghulu Wan Mhd Noor Penghulu Bagan Sinembah mewakili Kecamatan Kubudan Penghulu H Husin Penghulu Sedinginan mewakili Kecamatan Pekaiatan.
Perjuangan inipun dilanjutkan kembali pada 1962, dengan membentuk panitia perjuangan meliputi tokoh masyarakat, para pengusaha, cerdik pandai, alim ulama, Parpol dan merubah nama tuntutan yaitu Kabupaten Daerah Tingkat II Rokan Hiulir dan nama panitianya adalah panitia perjuanmgan Kabupaten Daerah Tingkat II Rokan Hilir.
Maka atas perjuangan yang panjang melalui Musyawarah Besar (Mubes), Persetujuan DPRD Kabupaten Bengkalis melalui Sidang Paripurna dan persetujuan Bupati Bengkalis dan Gubernur Riau serta pengesahan DPR RI melalui sidang paripurna, maka terbitlah Undang-undang Nomor 53 Tahun 1999 yang menetapkan Rohiul sebagai kabupaten. Selanjutnya terbit Undang-undang Nomor 34 Tahun 2008 yang menetapkan Bagansiapiapi sebagai Ibu Kota Kabupaten Rohil.
Memaknai perjalanan sejarah panjang itu tentunya dengan membuka kembali lembaran awal ketika sebuah pemerintah dan pembangunan dilaksanakan. Artinya menurut Suyatno, tujuan utama sebuah pemerintahan adalah menyelenggarakan pembangunan. Begitu juga pembangunan tidak bisa dilaksankan tanpa adanya sebuah pemerintahan yang kuat.
“Patutlah kita senantiasa menyadari bahwa peringatan HUT sesungguhnya bukanlah suatu seremonial semata yang dilaksanakan setiap tahun. Melainkan harus selalu ditempatkan sebagai energy positif yang mampu mendorong performa dan kinerja aparatur pemerintah yang baik,” papar Suyatno.
Disamping itu, Suyatno mengatasnamakan Pemkab Rohil juga menyampaikan ucapak terimakasih dan rasa hormat yang setingginya kepada para pemimpin daerah sebelumnya, tokoh masyarakat dan pendiri Rohil atas amalan dan jasanya melaksanakan pembangunan di Rohil.
Dia berharap kepada seluruh masyarakat Rohil maupun aparatur pemerintahan untuk bersama-sama saling bahu membahu, merapatkan barisan dalam menciptakan suasana yang kondusif dan aman untuk keberlangsungan pembangunan. Pada Kesempatan itu, Bupati juga menyerahkan bantuan alat pemadam kebakaran yang dibagikan ke 18 kecamatan yang ada di Rohil (Gabe)
Jangan Lupa Tinggalkan Komentar dan Share Artikel Ini. Tks