Sri Ningsih dan anaknya |
Inforohil.com, Rimba Melintang – Dua kali sudah lurah di Kelurahan Rimba Melintang Kecamatan Rimba Melintang berganti. Tapi, salah satu keluarga di kelurahan ini, tidak pernah mendapat bantuan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rokan Hilir (Rohil).
Pasangan keluarga Apriadi (41) dan Sri Ningsih (39) ini, tidak tahu bagaimana rasanya mencicipi bantuan Beras Miskin (Raskin) , Program Keluarga Harapan (PKH) dan apalagi bantuan Rumah Layak Huni (RLH) .
Apriadi dan Sri Ningsih mempunyai lima orang anak perempuan. Diantaranya, Yuni Rianti sudah menikah,
Dwi Melati masih sekolah di SMA Tanah Merah, Tri Ayu dan Vitha Ningsi masih SD dan yang paling kecil Nurul Koriah.
Pasangan yang memiliki lima orang anak ini, tinggal disebuah gubuk berukuran 4×5 meter yang dibangun diatas tanah milik mereka yang berukuran 10×28 meter di RT 09 RW 03.
Atap gubuk mereka, terbuat dari daun nipah. Jika kepala didongakkan keatas, kita bisa melihat langsung warna langit. Jika musim hujan, air pun masuk kedalam rumahnya.
“Gimana mau beli atap, gajinya aja pas-pasan makan,” ungkap Sri Ningsih ketika ditemui Inforohil.com dikediamannya.
Selain itu, dinding gubuk mereka juga tampak kusam dan lapuk. Dinding yang terbuat dari dek pelapah sawit itu sudah usang dan berjamur. Sinar matahari dariluarpun menembus kedalam dari lubang-lubang dinding itu. Hanya kelender tahun 2016 bergambar pasangan calon bupati dan wakil bupati Suyatno – Djamiluddin (Sudin) yang menghiasi dinding itu.
Penghasilan mereka yang pas-pasan, membuat keluarga mereka tak mampu untuk membangun rumah. Penghasilan mereka dari buruh, hanya cukup untuk membiayai makan keluarga dan bayar uang sekolah anaknya.
Karena penghasilan dari kerjaannya di Rimba Melintang tidak mencukupi kebutuhan keluarga, ahirnya Apriadi memutuskan untuk pindah kerja ke ke Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Disana, dia bekerja sebagai buruh pembuat batu-bata.
“Sudah dua bulan kerja disana buat batu bata, sebulan sekali baru pulang jumpai anak-anak,” terangnya.
Sementara Sri Ningsih saat ini sudah bekerja lagi. Sebelumnya, Sri bekerja di Tanah Putih Tanjung Melawan sebagai buruh. Sudah setahun ini, dia berhenti bekerja karena tidak ada yang menjaga anak kecilnya.
“Jadi ibu rumah tangga aja sekarang, karena ada anak kecil susah mau kerja,” tuturnya.
Mengenai tidak pernahnya mendapat bantuan dari pemerintah, Sri mengaku hanya bisa pasrah. Meskipun ia mengetahui banyak keluarga yang lebih mampu dari mereka bisa dapat bantuan.
Ia juga sudah merasa bersyukur, selama enam tahun tinggal di gubuk itu sudah didatangi oleh lurah yang baru Iskandar SE. Ia berharap, dengan kedatangan lurah Rimba Melintang itu, bisa mendapat bantuan RLH tahun ini.
“Mulai dari lurahnya zaman pak Japrudin kami gak pernah dikasi bantuan. Baru kemarin ini lah pak lurah yang baru datang kesini langsung,” pungkasnya.
Rumah Sri Ningsih tampak dari depan |
Informasi keberadaan adanya warga miskin tersebut diterima langsung oleh Lurah Rimba Melintang Iskandar SE. Saat dikonfirmasi, Senin (2/5/16) Iskandar mengungkapkan telah menyiapkan dokumentasi profil rumah yang dikatakan tidak layak huni itu kepada Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) agar segera mendapatkan RLH.
“Kondisi rumahnya sudah sangat memprihatinkan. Kelurahan Rimba Melintang sudah mengajukan ini kepada Bapemas supaya diberikan bantuan. Kami harap 2016 ini keluarga ibu Sri Ningsih bisa tergolong masyarakat yang mendapatkan RLH, ” jelasnya. (syawal)
Jangan Lupa Tinggalkan Komentar dan Share Artikel Ini. Tks