Inforohil.com, Rimba Melintang– Pada ahir tahun lalu, dipenghujung penggunaan APBD 2015, Dinas Perikanan dan Kelautan Rokan Hilir mengadakan bantuan bibit ikan lele dumbo.
Salah satunya, pengadaan bantuan bibit ikan itu diberikan kepada Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Bintang Sukses di Kepenghuluan Pematang Botam Kecamatan Rimba Melintang.
Dalam hal ini dengan budget Rp 150 juta, Dinas Perikanan memberikan 18.000 bibit ikan lele dumbo beserta pakannya kepada Gapoktan pada bulan Desember 2015.
Namun sayangnya, setelah bibit itu diserahkan, para anggota Gapoktan yang mendapat bantuan itu tidak ada mendapatkan keuntungan sama sekali. Yang ada, mereka malah merugi terpaksa keluar biaya pribadi dan mereka menilai hanya buang waktu saja.
Pasalnya, bibit lele yang mereka terima tidak ada yang berhasil tumbuh besar untuk dijual. Parahnya lagi, untuk makan keluarga sendiripun, lele itu tidak mencukupi.
Seperti yang dituturkan Neggolan ketua Gapoktan Bintang Sukses. Dari 1000 ekor benih yang diterimanya, hampir mati semua. Sekarang, hanya tinggal beberapa ekor. Tak ada satupun ekorpun yang bisa dijadikan untuk sayur dirumahnya.
“Gimanalah, pakan kecilnya gak ada, tiap hari ya pasti ada yang mati,” jelasnya.
Hal yang sama juga diutarakan Sibangun. Sekretaris Gapoktan Bintang Sukses ini mengatakan, bibit yang sampai ketangan mereka terlalu kecil untuk dipelahara. Apalagi, bagi pemula seperti mereka, sangat sulit untuk memeliharanya tanpa pengawasan lebih lanjut dari dinas perikanan.
Selain itu, pakan kecil/halus untuk makanan bibit ikan itu juga tidak diberikan oleh oleh dinas. Yang mereka dapatkan pakan jenis br 2 dan br 3. Para anggota Gapoktan, harus membeli pakan halus sendiri dengan harga yang sangat mahal.
“Banyak yang mati bibitnya, ikannya terlalu kecil, sudah itu pakan halusnya tidak ada. Adapun pakannya br3, itupun pakan kualitas paling buruk dan berkutu,” ungkap Nainggolan.
Diungkapkannya, pengadaan lele itu diajukan mereka sejak dua tahun lalu melalui proposal dengan meminta bibit lele sangkuriang. Namun, yang datang bibit lele dumbo. Daripada tidak dapat apa-apa, gapoktan pun terpaksa mau menerimanya.
“Dari kelompok saya ngambil bibitnya seribu ekor, palingpun yang jadi 400 ekor, itupun kurus-kurus,” ujarnya.
Dijelaskannya, dari keterangan Dinas Perikanan harusnya mereka mendapatkan pakan sebanyak 12 ton dan bibit lele dumbo sebanyak 21.000 ekor. Tapi yang sampai ketangan mereka pakannya hanya 8 ton dan bibitnya 18.000 ekor.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Rohil M Amin saat dikonfirmasi mengatakan, jika memang banyak benih yang mati, harusnya gapoktan melapor segera kedinas perikanan. Tapi, sejauh ini, tidak ada satupun gapoktan yang memberikan laporan agar bisa ditindak lanjuti.
Jelas Amin, pemeliharaan lele memang sedikit sulit dibanding ikan lain. Apalagi bagi pemula, harus dilakukan bimbingan.
“Lele itu butuh perawatan intensif, karena lele itu sifatnya kanibal, jadi tingkat kegagalan pemula itu sangat tinggi,” terangnya.
Menurut Amin, gapoktan hanya menutupi kesalahannya saja. Dengan alasan banyak ikan yang mati, para gapoktan bisa menjual pakan yang mereka terima kepada orang lain.
“Ada pernah saya dengar seperti itu, makanya saya perintah langsung anggota untuk melakukan pengecekan dilapangan,” sebutnya.
Sementara itu, Pejabat Pembuat Teknis Kegiatan (PPTK) Auzar SP malah membantah apa yang disampaikan Gapoktan. Ia malah menuding, semua ini kesalahan gapoktan sehingga banyak ikan yang mati.
“Itu salah mereka, tidak langsung memasukkan ikannya kekolam, makanya banyak yang mati karena kehabisan oksigen,” timpalnya.
Selain itu, mengenai pakan halus, dia juga membantah tidak ada memberikan bantuan. Katanya, gapoktan Bintang Sukses itu sudah diberikan sebanyak 1 ton pakan halus.
“Itu akal akalan mereka ja itu, siapa yang ngomong gitu, nanti saya jumpai orangnya,” tandasnya. (syawal)
Jangan Lupa Tinggalkan Komentar dan Share Artikel Ini. Tks